Tidak disalahkan juga surat Ali-Imron ayat 103 membicarakan tentang Al-Jama’ah wal Imamah. Ini banyak dikupas di Kitab-kitab rujukan seperti di dalam kitab al amru bi luzumi jama’atil muslimin wa imamihim wat tahziru min mufaraqatihim yang ditulis oleh Syeikh Abdusalam bin Barjaz Abdulkarim.
Kitab-kitab dari Syeikh Abdul Salam bin Barjaz ini banyak dijadikan oleh rujukan oleh ulama-ulama di Pusat (namun sayang, banyak yang dipotong-potong oleh pusat yang disampaikan ke jama’ah, sehingga banyak bab-bab yang bertentangan dengan praktek Imamah di Jama’ah 354 tidak disampaikan atau disensor)
Kitab-kitab dari Syeikh Abdul Salam bin Barjaz ini banyak dijadikan oleh rujukan oleh ulama-ulama di Pusat (namun sayang, banyak yang dipotong-potong oleh pusat yang disampaikan ke jama’ah, sehingga banyak bab-bab yang bertentangan dengan praktek Imamah di Jama’ah 354 tidak disampaikan atau disensor)
Namun syubhat yang terjadi dalam Jama’ah jokam adalah
1. Jama’ah wal Imamah pada konteks surat Ali Imron membicarakan Umat Islam beriltizam dibawah penguasanya, namun di jama'ah jokam kita ini ditujukan untuk exclusive jama'ah 354 dan Imam yang dibai'atnya
2. Dalil ini disusupi syubhat bahwa sah atau tidaknya sah-nya keislaman seseorang harus berbai’at pada Imam. Ini mengindikasikan Ulama kita di pusat belum memahami akidah yang benar sehingga salah menaruh porsi bab bai’at pada ke-absahan Islamnya seseorang
3. Akibat termakan syubhat dan ketergelinciran dalam memahami Ayat Ali Imron ayat 103 berbuahkan sikap hizbi dan takfiri.
4. Akibat termakan syubhat dan ketergelinciran dalam memahami Ayat Ali Imron ayat 103 berbuahkan motto “ ikut jama’ah kami adalah praktek menjalankan iltizam pada Al Jama’ah dan tidak ikut jama’ah kami artinya firqoh.
5. Akibat termakan syubhat dan ketergelinciran dalam memahami Ayat Ali Imron ayat 103 berbuahkan pengertian : tidak berbai’at pada Imam kami, maka islamnya tidak sah.
6. Akibat termakan syubhat dan ketergelinciran dalam memahami Ayat Ali Imron ayat 103 berbuahkan pengertian : tidak mengakuinya Pemerintah/Penguasa sebagai Amir/Sulton/Imam/Waliyul Amr
7. Akibat termakan syubhat dan ketergelinciran dalam memahami Ayat Ali Imron ayat 103 berbuahkan sikap-sikap kelanjutannya seperti tidak mau sholat berjama’ah dengan kaum muslimin yang imam sholatnya bukan dari jama’ahnya dst ds
Tidak ada komentar:
Posting Komentar