(sebuah apresiasi buat Bp Shobirun Ahkam)
dibawah ini adalah video mangkulan surat al-arof ayat 163 yang dibawakan oleh
1. Ust Shobirun Ahkam - Hafidzahullah- ( Pemimpin Pondok Mulya Abadi Jogjakarta, Ketua Mubaligh Daerah Jogja 1)
2. Ust Towaf Yusuf Abu Hudzaifah -Hafidzahullah- ( Ex Jokam Mubaligh Daerah Tarakan)
Lho? koq dua-duanya menerangkan ayat yang sama, surat yang sama dan hadits yang sama?
apa maksudnya nih?
ini menariknya video ini untuk dicermati.
***
Video ini dilatarbelakangi pembahasan Surat Al-Arof ayat 163
begini bunyi suratnya:
{ وَسْئَلْهُمْ عَنِ ٱلْقَرْيَةِ ٱلَّتِي كَانَتْ حَاضِرَةَ ٱلْبَحْرِ إِذْ يَعْدُونَ فِي ٱلسَّبْتِ إِذْ تَأْتِيهِمْ حِيتَانُهُمْ يَوْمَ سَبْتِهِمْ شُرَّعاً وَيَوْمَ لاَ يَسْبِتُونَ لاَ تَأْتِيهِمْ كَذَلِكَ نَبْلُوهُم بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ }
artinya:
Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang kota yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik.
Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang kota yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik.
Surat ini menerangkan tentang kedurhakaan bani israil yang bermukim disebuah kota di pinggir laut, mereka tidak mentaati perintah Allah untuk meninggalkan kegiatan profesi di hari sabtu padahal Allah memerintahkan mereka untuk mengkhususkan hari sabtu (yom sabbath) untuk beribadah pada Allah. Alih-alih mereka mentaati Allah untuk meninggalkan kegiatan maisyah (nelayan), mereka malah mencari ikan pada hari tersebut.
dari Tafsir Ibnu katsir kita mendapat informasi bahwa yang dimaksud "ٱلْقَرْيَةِ ٱلَّتِي كَانَتْ حَاضِرَةَ " (sebuah desa yang berada di tepi laut) adalah kota yang bernama Ailah (diriwayatkan oleh Ikrimah, Mujahid, Qotaddah)
Kota tersebut ada di selatan Israel, Yordania...dekat Tursina dan Madyan. tepatnya di tepi teluk Aqobah yang airnya menyambung ke laut Qalzum ( Laut Merah)
silahkan dicek tafsir Ibnu katsir Surat Al Arof ayat 163: http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=1&tTafsirNo=7&tSoraNo=7&tAyahNo=163&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=1
**
Kemudian dalam Video tersebut, bapak Shobirun menjelaskan sebuah hadits yang berbunyi:
Kemudian dalam Video tersebut, bapak Shobirun menjelaskan sebuah hadits yang berbunyi:
لا ترتكبوا ما ارتكبت اليهود، فتستحلوا محارم الله بأدنى الحيل
yang kemudian di terjemahkan oleh bp Shobirun kata per-kata sebagai berikut
لا ترتكبوا : Jangan Condong Kalian
ما ; pada apa
ارتكبت: melakukan
اليهود; orang Yahudi
فتستحلوا : maka akan meng-halalkan kalian
محارم الله ; Keharaman-keharaman Allah
Lalu pak Shobirun menjelaskan kesimpulannya: Apabila kamu menumpuk-numpuk dosa..akhirnya berani meng-halal kan keharaman Allah.
kemudian beliau menterjemahkan lagi per kata:
بأدنى الحيل : dengan lebih rendahnya upaya, yang kemudian di simpulkan oleh beliau: dengan upaya yang sederhana akhirnya besar berani melanggar yang besar.
Selesai
dari video ini, pak Shobirun banyak sekali melakukan kesalahan terjemahan yang akhirnya penjelasan dan konlusi dari hadits ini pun menjadi keliru dan menyimpang. Pesan dari Rasulullah yang tertuang dari hadits ini mengalami kegagalan karena proses memaknai hadits ini keliru.
pertama.
beliau meng-artikan
لا ترتكبوا : Jangan Condong Kalian
ini keliru. لا تَرْتَكِبُوا, seharusnya artinya jangan melakukan kedurhakaan/pelanggaran. kalimat ini berasal dari kata kerja IRTAKABA yang artinya spesifik, artinya MELAKUKAN PEKERJAAN YANG TERKAIT DENGAN DOSA.
jadi لا تَرْتَكِبُوا, simpelnya artinya : Jangan kalian melakukan kedurhakaan.
**
kemudian pak Shobirun mengartikan
kemudian pak Shobirun mengartikan
ارتكبت: melakukan,
ini tidak salah namun tidak lengkap, irtakabat (bentuk kata kerja muanats) itu bukan hanya berarti melakukan...tapi melakukan kedurhakaan seperti yang sudah saya jelaskan di atas.
Lalu pak Shobirun menjelaskan kesimpulannya: Apabila kamu menumpuk-numpuk dosa..akhirnya berani meng-halal kan keharaman Allah.
jelas ini menyimpang dari konteks kalimat. dari kata yang mana dalam hadits tersebut koq bisa menghasilkan terjemahan " Apabila kamu menumpuk-numpuk dosa?"
artinya yang benar dari kalimat
لا تَرْتَكِبُوا مَا ارْتَكَبَتِ الْيَهُودُ , فَتَسْتَحِلُّوا مَحَارِمَ اللَّهِ "
لا تَرْتَكِبُوا مَا ارْتَكَبَتِ الْيَهُودُ , فَتَسْتَحِلُّوا مَحَارِمَ اللَّهِ "
adalah: Jangan kalian durhaka seperti kedurhakaannya kaum yahudi maka kalian akan menghalalkan keharaman-keharaman Allah.
baiklah.....bagaimana wujud orang yahudi menghalalkan keharaman-keharaman Allah?
jawabannya ada di kalimat berikut dari ucapan Rasulullah SAW
yaitu...pak Shobirun menerjemahkan sbb:
بأدنى الحيل ;dengan rendahnya upaya
yang kemudian di simpulkan oleh beliau: dengan upaya yang sederhana akhirnya besar berani melanggar yang besar.
Ini juga cara mangkulinnya tidak tepat , baik cara menerjemahkan per kata maupun cara menerjemahkan secara kalimat utuh.
ini koreksinya:
Pak Shobirun membaca ' الحيل " dengan Hayli, ini harus dikoreksi yang benar Hiyal. Hayli ini artinya Kekuatan. sepola dengan HAULA...seperti dalam frase laa haula wa laa quwwata illa billah ( Tidak ada kekuatan dan upadaya kecuali dari Allah).
kalimat ' الحيل " (Hiyal) pun oleh pak Shobirun di artikan upaya. kemudian dalam frase بأدنى الحيل ; diartikan dengan rendahnya upaya.
dari sini kemudian dimakna-i : dengan upaya yang sederhana akhirnyaberani melanggar yang besar.
ini keliru.....seharusnya ' الحيل " (Hiyal) itu artinya Rekayasa Tipumuslihat ( suatu kegiatan yang berkaitan dengan fraud dan tricky)
kemudian kata ' الحيل " (Hiyal) mendapatkan prefix بأدنى ; maka arti yang benar
بأدنى الحيل ;dengan tipu muslihat yang paling halus.(sebuah trick canggih yang hampir membuat kepalsuan seolah mendekati asli)
بأدنى الحيل ;dengan tipu muslihat yang paling halus.(sebuah trick canggih yang hampir membuat kepalsuan seolah mendekati asli)
kata/prfix " أدنى' (adna) juga digunakan oleh Allah dalam Firmannya yaitu Surat Rum ayat 3
فِي أَدْنَى الْأَرْضِ وَهُمْ مِنْ بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُونَ
di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang,.
فِي أَدْنَى الْأَرْضِ وَهُمْ مِنْ بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُونَ
di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang,.
" أدنى' (adna) dalam ayat rum tersebut bermakna terdekat...tapi untuk frase
بأدنى الحيل ; artinya tipuan yang sangat halus.(kepalsuan yang mendekati asli saking trickynya).
بأدنى الحيل ; artinya tipuan yang sangat halus.(kepalsuan yang mendekati asli saking trickynya).
jadi arti hadits
لا تَرْتَكِبُوا مَا ارْتَكَبَتِ الْيَهُودُ , فَتَسْتَحِلُّوا مَحَارِمَ اللَّهِ بِأَدْنَى الْحِيَلِ "
adalah : Kalian jangan durhaka seperti durhakanya orang yahudi, maka kalian berupaya menghalalkan keharaman-keharaman Allah dengan menggunakan muslihat terhalus.
bagaimana prakteknya orang yahudi melakukan trick halus untuk menghalalkan keharaman-keharaman Allah?
Jawabannya ada di Surat Al Arof ayat 163 itu...yaitu orang yahudi berupaya mengeles dari keharaman bekerja pada hari sabtu dengan cara membuat trick yaitu pada hari jumat Sore menyebar jala untuk menangkap ikan..dan pada sabtu sorenya menjaring ikan. itulah prakteknya melakukan tipu muslihat untuk merekayasa halal dari apa-apa yang Allah haramkan.
trick orang yahudi terkait dengan cara menghindari larangan bekerja pada hari Sabtu yang sudah saya tulis di atas, terungkap dalam Tafsir ibn Katsir dalam pembahasan Surat Albaqoroh ayat 65. ini tafsirnya http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=1&tTafsirNo=7&tSoraNo=2&tAyahNo=65&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=1
nah....dengan cara memaknai hadits tersebut dengan benar kita jadi benar juga memahami hadits tersebut...dan hadits tersebut menjadi relevan dengan surat Al-Arof ayat 163...mudah dimengerti dan dipahami.
**
di satu sisi...langkah pak Shobirun memvideo-kan mangkulan tafsir Ibn katsir ini patut dihargai dan di apresiasi. beliau ingin mendobrak pemahaman jama'ah yang mana jama'ah tidak boleh baca-baca buku kitab karangan seperti Ibnu Katsir, Fathu bari, Umdatul Hukam dll.
di satu sisi...langkah pak Shobirun memvideo-kan mangkulan tafsir Ibn katsir ini patut dihargai dan di apresiasi. beliau ingin mendobrak pemahaman jama'ah yang mana jama'ah tidak boleh baca-baca buku kitab karangan seperti Ibnu Katsir, Fathu bari, Umdatul Hukam dll.
langkah pak Sobirun mengandung pesan....bahwa bolehnya kita mengkaji diluar dari kitab-kitab yang diterbitkan Pusat saja.
jangan mau dipasung oleh peraturan imam bahwa jama'ah dilarang membaca buku-buku agama atas nama mangkul musnad mutashil. itu namanya pembodohan.
teruslah mencari ilmu dengan guru-guru salafiyyin yang akidahnya benar dan tauhidnya mantap di luar sana. jangan hanya mau mengaji ke cakleg tok dengan semboyan kesombongan: dadio gurune jagad.
**
lantas.....mas apa maksud Mas Towaf Yusuf Abu Hudhaifah juga menjelaskan Tafsir Surat Al-Arof ayat 163 dengan bahasan hadits yang sama pula?
ooooo...rupanya beliau ingin menyampaikan komparasi perbandingan bahwa cara mangkulin pak Shobirun keliru dan Mas Towaf Yusuf melakukan koreksinya dalam video tersebut.
demikianlah diskusi ini disampaikan sebagai media saling menghargai, menasihati mengkoreksi.....karena Orang Iman bagaikan bagunan yang anasirnya saling memperkuat dan saling mendukung.
untuk lebih mantap...silahkan disaksikan video yang saya kirimkan dalam thread ini..
**selesai**
ارشدنا اذا اخطانا بعد هذا والاجر على الله تعالى
BalasHapus