Senin, 29 Mei 2017

tidak manqul tidak sah (sebuah kritik)



ini adalah ajaran mengenai mangkul dari pak Nurhasan dan ulama-ulama nya. ada di makalah CAI (materi kedalam) halaman 60.
definisi mangkul secara etimologis jokam adalah cara mengaji orang jokam dengan cara menterjemahkan secara harfiah, kata demi kata yang diterjemahkan dari bahasa arab ke bahasa indonesia dengan cara si guru mendikte kepada si peserta pengajian (mencongak) dengan embel-embel punya sanad yang bersambung dari Nurhasan sampai Rasulullah.
Pak Nurhasan mengajarkan
1. Kalau mengaji dengan cara tidak mangkul seperti ini, maka amal ibadah seseorang MENJADI TIDAK SAH.
2 diciptakan premis: metode mengaji seperti ini hanyalah dilakukan oleh jama'ah jokam 354
3. Dasar pak Nurhasan adalah Surat Al Isra ayat 36 ( lihat pada gambar teks Makalah CAI)
4. dibentuk opini : orang islam diluar jama'ah mereka ilmu dan amalnya menjadi tidak sah, walaupun sesuai dengan Quran dan Hadits, tapi karena ngga melalui metode mangkul...tetep aja tidak sah.
5. Dijejalkan indoktrinasi : Ilmu orang islam diluar jama'ah 354 itu ibarat orang yang MENCURI. walaupun benar berdasarkan Quran Hadits tapi kalau ngga manqul tetap ngga sah ilmunya. Mencuri.
( Masya Allah, Nauzubillah min zalik)
***
ajaran pak Nurhasan ini mengadung racun dan syubhat yang sangat bahaya. sebab Allah dan Rasulullah tidak pernah mensyariatkan seperti itu.
MANGKUL HANYALAH SALAH SATU METODE saja, akan tetapi menjadikan metode mangkul (sorogan) sebagai satu-satunya yang sah ...ITU SESAT MENYESATKAN.
Syariat islam telah menggariskan, hanya 2 faktor syarat diterimanya sebuah amalan/ilmu yaitu
1. Ikhlas
2 Ittiba
Itu saja.
jadi bukan mangkul sebagai syarat sah sebuah amalan.
Pak Nurhasan dan Ulama-ulamanya menjadikan Surat Al Isra ayat 36 sebagai dasar untuk menjadikan metode mangkul menjadi barometer sah atau tidak sahnya amalan seseorang.
mari kita cek Tafsir Ibn katsir, apakah memang itu penjelasannya?
supaya adil, jujur dan berimbang, silahkan cek tafsir ibnu katsir-nya disini: 

ternyata...eh ternyata...Surat Al Isra ayat 36 bermaksud
1. Jangan berkata "aku melihat" padahal tidak melihat
2. Jangan berkata " aku mendengar " padahal tidak mendengar
3. jangan berkata " aku mengetahui' padahal tidak mengetahui
Surat Al Isra ayat 36 sama sekali tidak nyambung dan tidak relevan dijadikan dalil untuk menjadikan metode mangkul sebagai tolok-ukur sah atau tidak sahnya amalan seseorang.
jadi...terlihat jelas...alih-alih surat al-isra ini menjadi pembenaran doktrin mangkul ala Nurhasan....malahan justru Surat Al Isra ini sebagai bantahan telak dari doktrin ilmu mangkul ala pak Nurhasan.
karena pak Nurhasan menjadikan surat Al Isra ini hanya berdasarkan perasaan dan ro’yi nya saja.
Doktrin mangkul diciptakan agar kalian tetap terbelenggu dengan otoritas pusat...terciptanya kesombongan fasis...ini adalah bentuk mind-control.
Ulama-ulama Jokam juga sangat curang terhadap doktrin ini. mereka menjejali rokyah dengan doktrin ini padahal mereka sendiri "mencuri “ilmu dari orang luar
faktanya:
1. Kholil bin Bustomi, "ngaji" di LIPIA, ini bertetangan dengan doktrin mangkul yang hanya memperbolehkan mengaji hanya pada mubaligh-mubaligh jama'ahnya ( lihat: https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=874995735940414&id=862590433847611)
2. Coba kalian perhatikan buku syarah Asmaul Husna yang beberapa bulan lalu diasramain....99.99% menjiplak dari buku-buku karangan yang sudah mapan di pasaran...dan tidak ada satupun ulama jokam yang bertalaqqi langsung dengan si penulis buku tersebut.
3. Coba kalian lihat hasil makalah CAI, yang men copy paste buku karya karya Syeikh Fauzan dan buku-buku lainnya....parahnya lagi di makalah CAI tidak dicantumkan dari mana tulisan itu dinukil......jadi siapa yang mencuri??...bukankah itu modus supaya terhindar agar tidak terlihat menjilat ludahnya sendiri.
membaca buku-buku agama hanya hak istimewa ulama-ulama pusat.....ro'yah ngga boleh....katanya ro'yah tidak cukup pintar jadi harus mutlak "dibimbing" oleh ulama-ulama jokam saja.
orang pusat itu isinya hanyalah manusia-manusia egomaniak. hidup,mati, makan, tidur dan berak bergantung dari asupan subsidi isrun kalian semua yang tiap rutin kalian setor ke pusat sebagai sesajen buat imam.
makanya pikiran kalian dipasung. pikiran kalian dikendalikan.
mirip penjajah yang terus mengkondisikan jajahannya agar tetap bodoh agar terus bisa dikuasai..
Mangkul atau sorogan adalah salah satu metode yang baik dan diperbolehkan...hanya saja pengertian itu disyubhatkan dengan doktrin: ngga mangkul...ngga sah amal dan ilmunya.
Solusi:
1. Tetaplah datang ke majelis-majelis ilmu, tetaplah rajin bertalaqi dengan belajar bertatap muka dengan ustadz/mubaligh yang lurus akidah dan manhajnya
2. belajar hanya pada mubaligh jokam saja adalah tercela, karena itu bentuk kesombongan. Adalah keharusan dan kewajiban untuk mendatangi ulama-ulama ahlusunnah diluar jama’ah jokam
3. Ulama-ulama yang belajar di Mekkah Madinah sudah banyak, ini zaman keterbukaan....ulama-ulama yang murni ilmu nya juga banyak...ulama-ulama ahlusunnah wal jamaah
4 Media ilmu selain bertalaqqi juga diperbolehkan seperti membaca buku, mendengarkan rekaman dll.
5. Segeralah keluar dari jama’ah 354...dan bergabunglah dengan jama’ah muslimin firqotunnajiyah (golongan yang selamat) yaitu dia yang berada di atas manhaj salaf.
6. Jangan takut mendobrak kebatilan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar