Sabtu, 27 Mei 2017

Derajat Hadits Doa Silat ASAD (Jokam/LDII)

Fikih/syarh Doa ASAD
Derajat Hadits : Dhoif Jiddan
*****
Alhamdulillah, kita sudah melaksanakan asrama Fikih Doa ASAD yang dimangkulkan oleh Majelis Taujih wal irsyad.
banyak yang bertanya, DOA asad diriwayatkan dalam hadits apa? Bukhary kah? Muslim kah? Tirmidzi kah?
maka ketahuilah bahwasanya Doa ASAD ini diriwayatkan dalam
kitab
1. عمل اليوم والليلة لابن السني karya Imam Ibnu Sunni dengan status sanad dhoif
2. الثاني من الفوائد المنتقاة لابن السماك karya imam ibn Imam As-Samak dengan status sanad dhoif jiddan
3. تاريخ دمشق لابن عساكر karya Imam Ibnu Asakir dengan status sanad dhoif
4. المنتظم في تاريخ الأمم لابن الجوزي dengan status sanad dhoif karya Imam Ibn Jauzi
Ini Matan dan redaksi Haditsnya:
حَدَّثَ أَبُو الْحَسَنِ عَلِيُّ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ سَلَمَةَ فِيمَا رَأَيْتُهُ فِي بَعْضِ الأَجْزَاءِ الْعَتِيقَةِ ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ نَصْرٍ ، ثنا الْحَسَنُ بْنُ بِشْرٍ ، حَدَّثَنِي أَبِي ، عَنْ أَبَانِ بْنِ أَبِي عَيَّاشٍ ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ، قَالَ : كَتَبَ عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ مَرْوَانَ إِلَى الْحَجَّاجِ بْنِ يُوسُفَ ، أَنِ انْظُرْ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ خَادِمَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَادْنُ مَجْلِسَهُ وَأَحْسِنْ جَايِزَتَهُ وَأَكْرِمْهُ ، فَأَتَيْتُهُ ذَاتَ يَوْمٍ ، فَقَالَ : يَا أَبَا حَمْزَةَ ، إِنِّي أُرِيدُ أَنْ أَعْرِضَ عَلَيْكَ خَيْلِي فَتُعْلِمُنِي أَيْنَ هِيَ مِنَ الْخَيْلِ الَّتِي كَانَتْ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقُلْتُ : شَتَّانَ بَيْنَهُمَا تِلْكَ كَانَتْ أَبْوَالُهَا وَأَوْرَاثُهَا أَجْرًا ، فَقَالَ الْحَجَّاجُ : لَوْلا كِتَابُ أَمِيرِ الْمُؤْمِنِينَ فِيكَ لَضَرَبْتُ الَّذِي فِيهِ عَيْنَاكَ ، فَقُلْتُ : مَا أَقْدَرَكَ اللَّهُ عَلَى ذَلِكَ ، قَالَ : وَلِمَ قُلْتُ : لأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَّمَنِي دُعَاءً أَقَوُلُهُ لا أَخَافُ مِنْ شَيْطَانٍ وَلا سُلْطَانٍ وَلا سَبْعٍ ، قَالَ : يَا أَبَا حَمْزَةَ ، عَلِّمْهُ ابْنَ أَخِيكَ مُحَمَّدَ بْنَ الْحَجَّاجِ فَأَبَيْتُ عَلَيْهِ ، فَقَالَ لابْنِهِ : ائْتِ عَمَّكَ أَنَسًا فَسَلْهُ أَنْ يُعَلِّمَكَ ذَلِكَ ، قَالَ أَبَانٌ : فَلَمَّا حَضَرَتْهُ الْوَفَاةُ دَعَانِي ، فَقَالَ : يَا أَحْمَرُ ، إِنَّ لَكَ انْقِطَاعًا وَقَدْ وَجَبَتْ حُرْمَتُكَ ، وَأَنَا مُعَلِّمُكَ ذَلِكَ الدُّعَاءَ الَّذِي عَلَّمَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلا تُعَلِّمْهُ مَنْ لا يَخَافُ اللَّهَ ، قُلْ : " اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ ، بِسْمِ اللَّهِ عَلَى نَفْسِي وَدِينِي ، بِسْمِ اللَّهِ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ أَعْطَانِي رَبِّي ، بِسْمِ اللَّهِ خَيْرِ الأَسْماءِ ، بِسْمِ اللَّهِ رَبِّ الأَرْضِ وَالسَّمَاءِ ، بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ ، بِسْمِ اللَّهِ افْتَتَحْتُ ، وَعَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْتُ ، اللَّهُ اللَّهُ رَبِّي لا أُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِكَ الَّذِي لا يُعْطِيهِ غَيْرُكَ ، عَزَّ جَارُكَ ، وَجَلَّ ثَنَاؤُكَ ، وَلا إِلَهَ غَيْرُكَ ، اجْعَلْنِي فِي عِيَاذِكَ مِنْ كُلِّ سُوءٍ وَمِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَحْتَرِسُ بِكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْتَ ، وَأَحْتَرِزُ بِكَ مِنْهُمْ ، وَأُقَدِّمُ بَيْنَ يَدَيَّ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ { 1 } اللَّهُ الصَّمَدُ { 2 } لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ { 3 } وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ { 4 } سورة الإخلاص آية 1-4 وَمِنْ خَلْفِي مِثْلَ ذَلِكَ ، وَعَنْ يَمِينِي مِثْلَ ذَلِكَ ، وَعَنْ يَسَارِي مِثْلَ ذَلِكَ ، وَمِنْ فَوْقِي مِثْلَ ذَلِكَ "
Arti dan Makna-nya, silahkan mankul ke mubalighnya masing-masing.
Derajat Hadits Ini Dhoif Jiddan karena hadits ini diriwayatkan oleh Aban bin Abi Ayyasy dimana Aban bin Abi Ayyasy hadits-haditsnya dinilai matruk dan dhoif jiddan menurut konsesus dan kesepakatan ulama ahli hadits
1. Imam Ibnu Hajar Al Asqolani ( Ulama yang mensyarh Hadits bukhary : Fathu bari) dalam kitab Tahdzibul Tahdzib berkomentar : Hadits Matruk (silahkan cek pada gambar/foto yang saya attachment)
2. Syeikh Al-Albany dalam Kitab Silsilah Hadits Shahih wal Maudhu berkomentar " dia (Aban bin Abi Ayyasy) adalah orang yang riwayat haditsnya Matruk (tertolak) oleh konsesus para ulama, sebagian besar ahli hadits menegasikan riwayatnya (untuk keadilan dan transparansi, silahkan cek di sini:

3. Semua riwayat hadits doa asad adalah Dhoif
4. Al Falash berkata : Dia Aban bin Abi Ayyasy , sebenarnya orang baik dan sholih, nama kuniahnya Abu Ismail, Yahya dan Abdurahman menolak meriwayatkan hadits darinya ( sumber : Ibnu Hajar Al Asqolani dalam kitab Tahdzibul Tahdzib )
5. Imam Ahmad bin Hambal (penulis hadits Musnad Ahmad) berkomentar : Matrukul hadits, Para Ulama tak pernah mengambil hadits darinya sejak dulu.
6. Imam Nasai, Imam Daruqutni, Imam Ibn Hatim berkomentar: Sebenarnya dia orang sholeh tapi hafalannya buruk sekali
***
nah...Alhamdulillah bini'matihi tatimasholihat. Sekarang kita tahu doa asad dinukil dari Hadits Dhoif Jiddan yang tidak diajarkan dan tidak boleh disandarkan kepada Rasulullah.
Pembakuan susunan doa-asad juga tidak ada riwayat haditsnya. Itu ro'yi para ulama Jokam dan Majelis Taujih wal Irsyad.
Penetapan/Ijtihad doa ini Supaya dibaca rutin setiap habis sholat juga tidak ada contohnya dari Rasulullah, Sahabat dan salafu ummah. Tidak ada sandaran pemangkulannya. Ini adalah bentuk kebid'ahan.
Tenaga-dalam dalam silat asad juga adalah bentuk dari aktifitas kemusyrikan.
**
Solusi:
Untuk doa-doa penjagaan yang paling utama adalah menggunakan doa-doa dari hadits-hadits Rasulullah yang shahih. (ada banyak sekali). Kenapa kita masih menggunakan doa asad yang dhoif dan bid'ah sedangkan di satu sisi banyak hadits-hadits Rasulullah yang shahih?
untuk dibaca di spesifik waktu dan dibaca berapa kali.....maka itu diperlukan rujukan ilmiyyahnya. agama ini tauqifiyyah.....ngga boleh asal-asalan dan sembarangan.....menetapkan doa-anu dibaca setiap habis sholat (misalnya)...dibaca berapa kali jumlahnya...itu ndak boleh kecuali ada rujukan haditsnya.
Apabila doa-doa Rasulullah digabungkan menjadi satu dari beberapa doa...tidak boleh dibaku-kan dan diurutkan tanpa ada sandaran dalil. Doa asad adalah gabungan dari beberapa doa.dan dibakukan urutannya. ini tidak boleh. ini bid'ah.
Selama Rasulullah tidak menetapkan urutan doa, maka kita bebas menentukan urutan doa.
Penamaan "Doa- ASAD" juga bid'ah dan masuk dalam kategori sektarian hizbi. Karena hanya dikenal di sekelompok kecil saja dan tidak dikenal dalam khazanah keilmuan islam
spirit merahasiakan doa-asad...hanya untuk kalangan tertentu juga adalah bentuk gangguan-kejiwaan jokam dan obsesi pada ekslusifitas. Semua doa-doa yang diajarkan Rasulullah bersifat Universal, Egaliter dan Inklusif untuk siapa saja....tidak ada istilahnya diperuntukan untuk golongan tertentu. Perahasiaan doa-asad adalah bentuk doktrin pembodohan.
**
Silahkan bagi yang mau menyempurnakan dengan masukan yang konstruktif.
Semoga Allah membarokahimu.













11 komentar:

  1. Alhamdulillah sadar dan tidak mengamalkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Doa apapun itu baik asal tau artinya dan tidak siryk,pakai bahasa apapun boleh tapi harus yakin dgn doa itu

      Hapus
  2. banyak amalan yg tdk ada sunahnya

    BalasHapus
  3. amalan yang diterima adalah karena allah dan sesuai engan petunjuk alqur;an dan alhadis https://artikelatep.tk

    BalasHapus
  4. Doa asalkan tidak siryk boleh aja dgn bahasa apapun di dunia,mustajab tidaknya doa tergantung amalan orangitu,doa ibarat pedang semakin sering dibaca seperti mengasah pedang akan semakin tajam(doanya mustajab)

    BalasHapus
  5. Orang kalo terlalu faham ya begini......

    BalasHapus
  6. Do'a itu bebas,boleh pakai bahasa apa saja asal mengerti artinya,misal nih lu org Indonesia trus lu berdoa minta sama Allah pake bahasa Indonesia,tentu boleh kan?
    Padahal nabi tidak mengajarkan doa pakai bahasa Indonesia

    BalasHapus
  7. Kalau saya doa pakai bahasa jawa bisa sampean katakan jampi" atau mantra ya... wong nabi gak entos bahasa jawa...

    BalasHapus
  8. Assalamualaikum. Mas opo pak. Kok ora dibahas neng pengajian teks wae. Men Podo weruh

    BalasHapus